Senin, 07 Maret 2011

IKLIM SCHMIDT - FERGUSON

Smichdt -  Ferguson membagi iklim berdasarkan tingkat kebasahan yang disebut gradient (Q).
Untuk mendapatkan nilai Q ditetapkan dengan rumus :

       Banyakanya jumlah bulan kering
Q = ---------------------------------- x 100 %
       Banyaknya jumlah bulan basah

Yang dimaksud dengan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm
Dan bulan basah adalah bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm.

Berdasarkan besarnya rasio Q, maka tipe IKLIM digolongkan Tipe :


                     A. jika Q 0%        - 14,3 %
                     B  jika Q 14,33% - 33,33%
                     C  jika Q 33,33% - 60,00%
                     D  jika Q 60,00% - 100 %
                     E  jika Q 100 % - 167 %
                     F  jika Q 167 % - 300 %
                     G  jika Q 300 % - 700 %
                     H  jika Q 700 % - lebih

Contoh

Bulan
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
Curah hujan
200
130
175
120
55
30
15
22
22
120
170
230

Jumlah bulan kering  = 5 (Mei, Juni, Juli, Agustus, dan September)
Jumlah bulan basah   = 7 (Januari, Februari, Maret, April, Oktober November, dan Desember)
                   5
Jadi Q = ----------- x 100 %  = 71,43 %  terletak antara 60 % - 100 % yang berarti ikim D
                   7

Ciri-ciri Masyarakat Desa

Masyarakat Desa Memiliki Ciri-ciri antara lain :
  1. Sistem kehidupan yang ada pada umunya berkelompok berdasarkan kekeluargaan (paguyuban)
  2. Bersifat homogen dalam mata pencaharian, agama tata pengaturan sosial, dan adat istiadat
  3. Hubungan antarwarga desa terjalin lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan hubungan meraka dengan masyarakat lainnya di luar batas wilayah desanya
  4. Umumnya bermatapencaharian sebagai petani
  5. Kontrol sosial ditentukan oleh nilai moral dan hukum internal (custom).
  6. Proses sosial berjalan lambat
  7. Umumnya berpendidikan rendah.

Interaksi Antarwilayah

Isaac Newton (1642-1772) menemukan rumus atau teori gravitasi massa, yang berbunyi "besarnya gaya tarik antara dua buah benda sama dengan hasil perkalian massa kedua benda tersebut dibagi dengan kuadrat jarak antara keduanya". Rumus ini kemudian diadopsi oleh ahli-ahli geografi untuk menganalisa kuantitatif mengenai interaksi. Wilayah sebagai benda dan jumlah penduduknya sebagai massa. Rumusnya ditulis sebagai berikut:
Interaksi = PW1.PW2
                  (JW1.2)kuadrat
dimana : PW1  = Jumlah penduduk wilayah pertama
             PW2   = Jumlah penduduk wilayah kedua
             JW1.2  = Jarak antara kedua wilayah tersebut
Contoh :
             Jarak AB  = 60 km
             Jarak AC  = 40 km
             Jarak AD  = 50 km
             Penduduk  = A = 400  orang
             Penduduk  = B =   90  orang
             Penduduk  = C =  110 orang
             Penduduk  = D =  500 orang
Interaksi :
A - B  = (400 x 90)
               (60)kuadrat
          = 10
A - C = (400 x 110)
               (40) kuardat
          = 27,50
A - D = (400 x 500)
                (50) kuadrat
          = 80.00

                Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pesarnya interaksi kota-kota AB, AC, AD adalah 10 : 27,5 : 80. Kesimpulannya, lalu lintas kendaraan terutama kendaraan umum dan lalu lintas orang atau barang, di antara kota-kota tersebut kurang lebih sebanding dengan nilai-nilai tersebut.









Perkembangan Kota Kota di Indonesia

Perkembangan kota-kota di Indonesia sekarang cenderung makin luas. Antara tahun 2000 sampai 2005 pertambahan wilayah kota diperkirakan seluas 42.000 ha dan di antaranya seluas 24.500 ha terjadi di Pulau Jawa. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan dan kemajuan kota baik yang berasal dari pusat administrasi pemerintahan maupun bekas kerajaan, ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
  1. Campur tangan para penguasa
  2. Keterlibatan pihak investor
  3. Fasilitas pendukung berupa jalan, air minum, dan listrik.
  4. Sumber daya yang ada